Nike as kekee
Hari ini, tanggal 4 Januari 2010..

Ku terbangun dari tidurku dimalam itu dengan raga penuh peluh dan air mata. "Ya Rabbi.. aku takut.. aku takut dengan mimpi itu.. Kenapa mimpi itu kembali hadir??" Ucapku dalam hati. Aku berusaha kembali mengingat potongan-potongan mimpi itu, dan Byarr... Semuanya terlintas dengan jelas dalam ingatanku.
Saat itu, ku tak kuasa menahan ketakutanku. Segera kulihat jam di dinding kamarku, waktu menunjukan pukul 02.03 WIB, hmmh telat 3 menit dari yang kuharapkan. Kuambil air wudhu untuk membasuh kecemasanku dan bermunajat meminta yang terbaik untuk hidupku baik sekarang maupun nanti. Tak elak kuhiasi malam itu dengan lantunan ayat suci yang menyesakkan dada, membuatku menangis karena firman-Nya yang haq.

Setelah melakukan ritual bertemu Allah dalam shalat, aku menghampiri ibuku yang tertidur lelap didalam kamarnya. Dan tess.. tess.. air mataku kembali mengalir, membasahi lantai bumi. Diraut wajahnya kutemukan keteduhan, kecerdasan, kekuatan dan kecantikannya. Ibuku yang kini menginjak 44 tahun telah menghabiskan 20 tahun untuk mengabdi membesarkan kami semua. Dan aku tak akan pernah menyia-nyiakan segala pengorbananya. Susah payah dia lewati untuk menciptakan insan yang berakhlak. Memang benar apa yang dikatakan ayahku bahwa ibu adalah madrasah dan pembentuk kepribadian seorang manusia. Bila kuingat semua itu, tak pernah hentinya rasa syukur kupanjatkan karena telah dilahirkan ditengah keluarga yang memang menjunjung tinggi nilai2 rohani. Ibu.. Peluh, tangis, do'a, asa, kasih sayang, dan cintamu lah yang telah mengiring dan menghantarku menjadi seperti ini. Ku sangat cinta ibu. Ya.. aku mencintai Ibu karena-Nya. Allah yang telah mewariskan setetes sifat rahman dan rahimNya ke dalam Qalbu ibuku.

Waktu terus mengalir bak air yang tak pernah berhenti untuk bermuara di lautanNya. Ibuku terbangun, heran melihat wajahku yang basah oleh air mata. Segera kuusap air mata dan bersikap wajar didepannya. Tapi nurani ibu selalu mengatakan kebenaran. "Pasti ada apa-apa dengan anakku" Mungkin itu yang ada difikirannya. Ibuku bertanya sambil menahan langkahku yang hendak keluar kamarnya "Nak.. ada apa?"
Dengan nada yang berusaha untuk sedatar mungkin kumenjawab "Gak ada apa-apa koq mah. Maaf udah ganggu tidur mama. Tadinya mau bangunin mama buat shalat tahajud, tapi mama kayaknya capek banget setelah seharian kerja". Ibuku hanya membalas dengan senyuman.

Pagi itu berjalan seperti biasa. "Bibi.. Bibi.. aku Laper. Mana makananya? koq belum ada?" Protes adikku. maklumlah usianya memang masih 8tahun, manjaaa banget. Mumpung hari ini hari libur, aku membantu bibi di dapur. Prak, prik, pruk.. Tadaaaa akhirnya jadi juga cumi asam manis ala chef Nike (hihihi). Tanpa ada pendahuluan ku mmulai pembicaraan dengan bibi "Bi.. keke takut, kenapa ya mimpi itu dateng lagi..?". Bibi menimpali "Emang mimpi apa gitu teh?". Aku pun menceritakan mimpi itu

Triiiiiiingggg... Story telling dimulai
Malam itu, semuanya berjalan seperti biasa. Sangat biasa malah. Ku tidur diiringi do'a dan harapan. Mataku terasa berat setelah membaca buku "Pendar Mahabbatullah" (Buat yang baca blog nike, nike merekomendasikan banget buat baca buku ini. 2 thumbs up dech). Dan byarr....

"Hosh.. hosh.. hosh.. Astaghfirullah, dimana aku sakarang?" Ucapku dalam hati. Disekelilingku rimbun oleh pohon-pohon yang tak terurus. Kudengar suara burung hantu yang membuat bulu kudukku merinding. Aku tau bahwa ini siang hari, namun matahari tak sanggup untuk menembus tanah hutan ini. Perasaan kalut, cemas dan takut yang hinggap dalam benakku kini. Air yang hangat meleleh dari sudut mataku, kusadar bahwa dalam mimpi itu aku sedang menangis. Ku bersikap sebrutal-brutalnya untuk menyingkirkan pohon-pohon yang menghalangi jalanku. Duri telah membut tanganku mengucurkan darah, perih sekali rasanya. Tapi ku tak ingin menyerah. Setelah kulelah dengan kebrutalanku, ku menyerah dan beristirahat dibawah pohon yang besar. Disela-sela istirahatku, ku memohon agar Allah selalu memberikan yang terbaik bagiku, walaupun itu buruk bagi saya.

Tiba-tiba haus mendera tenggorokanku. "Glek.. Duch haus banget.. apapun caranya kuharus segera menemukan air" Keluhku. tapi, jangankan air suara percikannya pun tak terdengar. Tak ada air. dan... Pohon-pohon menjadi kering ("kenapa pepohonan tiba-tiba jadi kering? Padahal tadi kan enggak" Heran menyelimuti hatiku). Dan Crrrrrrrrr..... "Suara air? Suara air? Ya..!! itu suara air." akhirnya Keajaiban dan Dewi fortuna pun berpihak pada saya. Ku menyusuri sumber suara itu, dan terhenti didepan gua yang kokoh dan sangat gelap.

"Pasti air itu ada didalam gua itu" Aku meyakinkan diriku. Tapi rasa takut kembali hinggap dan sulit untuk pergi. "Bagaimanapun aku harus minum..!!" Aku menyemangati diriku sendiri. Akhirnya dengan kekuatan yang bulat, kumemasuki gua itu. Bau, lembab, kotor, dan gelap. Sarang laba-laba ada Dimana-mana. "Uhuk.. uhuk.." kuterbatuk. Makin dalam ku melangkahkan kakiku,putus asa semakin mendera batinku. TAK ADA AIR DALAM GUA ITU? Tiba-tiba.. "Lihat? ada apa itu? adakah orang disana? mengapa tiba-tiba ada cahaya? Ku harus tau, ada apa disana..!! Siapa tau itu jalan keluarnya..!!" Ucapku. Suara langkahku menggema di dalam gua itu. Dan aku pun berlari. Cahaya itu.. Cahaya itu makin nyata dan terang.

Tahukah kalian? Ternyata memang benar! Itu adalah jalan keluarnya. Lihat! Sekarang aku ada didepan rumahku. Tapi, kenapa rumahku ramai? Aneh! Ku segera masuk kedalam untuk memastikan keadaan. Dan disana kulihat telah dbentangkan kain kafan 3 lapis. "Kain kafan? Kain kafan? Bunga? Tangisan? Innalillahi. Siapa yang meninggal?" Kataku penasaran. Ku bertanya ke orang disekitarku tapi tak ada satupun dari mereka yang menjawab. Aku kesal! Tunggu dulu!!"Apa ini? Kenapa aku ada dua? Kenapa tubuhku digotong? Kenapa tubuhku kaku? Ya Rabbi.. Aku telah dipanggil olehMu, aku telah jadi jenazah." Kataku tak percaya. Ya! ku telah tidak ada kawan! Maut telah menjemputku. Aku lihat semuanya. Aku lihat tubuhku yang kaku dibaringkan dan akan dibungkus oleh kain kafan. Aku lihat orang-orang disekitarku. Bendungan air mataku tak dapat kutahan, jebol ketika melihat tangis ibuku disamping jasadku. Ku menghampirinya dan kubelai krudung halusnya "Ma.. Jangan tangisi kepergianku, ini membuatku sulit untuk meninggalkan kalian. Sungguh..!! Ma.. katakan kepada orang-orang disekitarmu, Buat apa mereka melantunkan yasin untukku? Aku telah meninggal, ma! Itu tak akan membantuku disini. Bacalah itu semua untuk dirimu! Peringatan untuk dirimu!" Ucapku. Mama mengecup pipiku untuk yang terakhir kalinya. Kulihat tubuhku disholatkan dan diantarkan ke pemakaman.

Ku membisu melihat ini semua. Kumerasakan ada guncangan yang sangat kuat ditubuhku dan byarr.. Peluh dan air mata mengalir disudut mata dan badanku. "Alhamdulillahiladzi ba'dama amatana wailaihi nusyur" Ternyata itu hanya mimpi.

"Oh ternyata itu yang membuat anakku nangis di kamar mama malem-malem" Ledek mamaku yang ternyata mendengar pembicaraanku dengan bibi. "Ih dasar mama!" hehehe..

Teh, hal yang paling dekat dengan kita adalah kematian. Kematian tak akan mengundurkan waktunya walaupun 1 detik, tak akan melihat apakah teteh menyia-nyiakan waktu atau tidak. persiapkan segalanya sebaik mungkin. Amalkan ilmu yang telah teteh dapat. Genggam Al-Qur'an dan hadist dengan seerat-eratnya sayang..


_Sumber : Otak Nike Andini. Ini adalah cerita fiktif belaka" hehehe
About edit post
0 Responses

Posting Komentar

Komentarin postingan Nike yuuu..
Sebaik-baiknya orang, yang komentarin blognya nike *sesat.com