Nike as kekee
Assalammulaikum warahmatullahi wa barakaatuh

Diluar nalar fikiranku, setelah berbagai aktivitas yang kulakukan, kubuka buku yang telah lama aku lupakan, tik tik tik.. kutatap jam yang berukirkan asmaNya, dan kusadar jika denting waktu sudah menunjukkan jam 9 malam. Aaaaah.. tubuhku gemetar sekali. Kutuliskan bait demi bait puisi indah dalam lembaran kisah hidupku, tak terasa semuanya begitu jelas dipelupuk mata. Yah, syaitan telah mengacaukan segalanya. Wajah yang kutatap satu jam yang lalu membayangi degup jantungku, ya.. begitu teduh dan damai. Kulelehkan air mata kesombongan yang mengalir dipipiku. Akhi, begitu hinakah diri ini yang pernah meminta agar engkau menjadi pendampingku. Tapi, mulai detik ini, akan kuhapus semua bayangmu, dan tak akan pernah aku ulang kesalahan yang dulu. Akhi, maaf, dirimu hanya angan semu. Semuanya tak ada yg tersisa, kecuali secuil masa yang akan kusimpan selamanya.

Setengah jam kemudian, puisi tentangmu berhasil aku ungkap..

Untukmu Akhi..

Akhi, rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik darimu. Yang Tak pernah Mengantuk dan Tak Pernah Tidur. Yang siap terus menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan di sepertiga terakhir malam. Yang siap Memberi apapun yang kupinta. Ia yang Bertahta, Berkuasa, dan Memiliki Segalanya.

Maaf akhi, tapi menurutku kau bukan apa-apa dibanding Dia. Kau sangat lemah, kecil, dan kerdil di hadapanNya. Walaupun kau begitu rupawan, Ia lebih indah dan bercahaya dari dirimu. Ia berbuat apa saja sekehendakNya kepadamu. Dan akhi, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu. Aku takut, hubungan kita selama ini membuatNya murka. Padahal Ia, Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya.


akhi, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan ditanyakan olehNya. Ia bisa marah, akhi. Marah tentang saling pandang yang pernah kita lakukan, marah karena pernah ketetapanNya kuadukan padamu atau tentang lamunanku yang selalu membayangkan wajahmu, marah karena aku pernah mendahului takdirNya dengan menunggumu menjadi jauziku kelak padahal itu belum pasti adanya. Ia bisa Marah. Tapi sekali lagi semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, semoga Ia mau Memaafkan dan Mengampuni. Akhi, Ia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana.



Akhi, jangan marah ya. Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku padaNya, tidak pada selainNya. Tapi tak cuma aku, Akhi. Kau pun bisa menjadi kekasihnya, kekasih yang amat dicintai dan dimuliakan. Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan-laranganNya termasuk dalam soal hubungan kita ini. Insya Allah, DIa punya rencana yang indah untuk masa depan kita masing-masing. Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal-hal yang dibenciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan seorang wanita shalilah. Ya, wanita shalilah yang pasti lebih baik dari diriku saat ini. Ia yang akan membantu-mu menjaga agamamu, agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari ridha Allah dalam ikatan pernikahan yang suci. Iniliah doaku untukmu, semoga kaupun mendoakanku, akhi.

Akhi, aku akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini. Tapi, aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara di jalan Allah. Ya, saudara di jalan Allah, akhi. Itulah ikatan terbaik. Tak hanya antara kita berdua, tapi seluruh orang mukmin di dunia. Tak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rasulullah di telaganya, lalu beliaupun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku.

Maaf, akhi. Tak baik rasanya aku berlama-lama menulis puisi ini. Aku takut ini akan merusak hati. Tak akan ada lagi sms dariku yang rutin masuk ke hapemu untuk menanyakan sudah shalat atau belum. Aku tak ingin engkau memiliki sedikit rasa ria (sombong) sedikitpun di hatimu ketika akan beribadah, karena itu sangat dibenci oleh Allah dan tak akan diterima amalnya. Guratan pena terakhirku di puisi ini adalah doa keselamatan dunia akhirat sekaligus tanda akhir dari hubungan haram kita, Insya Allah.

Wassalammualaikum warahmatullahi wa barakaatuh.
4 Responses
  1. Miftahgeek Says:

    Beuh, kisah nyata neh? :D


  2. kayak pernah liat...dibuku apa ya...hmmmmmm...bukunya salim a fillah...tp lupa judulnya...


  3. @ ka miftah jelek :: Hahaha.. hmmh.. (tak perlu dijawab sepertinya

    @ ka Levi alim :: Ah, yg bner kak? ni srius Nike yg buat koo


  4. Levi Says:

    apaan tuh alim...ckckck...

    iya...klo ga salah ada di buku nikmatnya pacaran sebelum pernikahan...cara halus mutusin pacar...kalo ga salah yo....hho


Posting Komentar

Komentarin postingan Nike yuuu..
Sebaik-baiknya orang, yang komentarin blognya nike *sesat.com