Nike as kekee
(Allah, Kokohkan Kaki Kami di Atas Jalan-Mu)
M. Lili Nur Aulia






Saudaraku,
menjadi penerjemah apa yang dikatakan,
menjadi bukti nyata apa yang diucapkan.
Betapa sulitnya.
Tapi ini bukan sekadar anjuran.
Bukan hanya agar suatu ucapan menjadi berbobot
pengaruhnya karena tanpa dipraktikkan, kata-kata
menjadi kering, lemah, ringan, tak berbobot,
Lebih dari itu semua, merupakan perintah Alla SWT.

Firman Allah swt yang tegas menyindir soal ini ada
pada surat Al Baqarah ayat 44 yang artinya,
“Apakah kalian memerintahkan manusia untuk melakukan
kebaikan sedangkan kalian melupakan diri kalian
sendiri dan kalian membaca Al Kitab. Apakah kalian
tidak berakal?”
Membandingkan antara kita hari ini dan masa-masa lalu,
akan terasa bahwa ada banyak hal yang hilang dari diri
kita.
Kita dahulu, yang mungkin baru memiliki ilmu dan
pemahaman yang sedikit, tetapi banyak beramal dan
mempraktikkan ilmu yang sedikit itu.
Kita dahulu, yang barangkalai belum banyak membaca dan
mendapatkan keterangan tentang Allah, Rasulullah SAW,
tentang Islam, tapi begitu kuat keyakinan dan banyak
amal shalih yang dikerjakan.
Kita dahulu belum banyak mendengarkan nasihat,
diskusi, arahan para guru dalam menhjalankan agama,
tapi seperti merasakan kedamaian karena kita melakukan
apa yang kita ketahui itu.
Meskipun sedikit.

Saudaraku,
banyak yang hilang dari diri kita..
Dahulu, sahabat Ali radiallahu anhu pernah mengatakan
bahwa kelak di akhir zaman akan terjadi sebuah fitnah.
Antara lain, ia menyebutkan, “….Ketika sesorang
mempelajari ilmu agama bukan untuk diamalkan.” itulah
ciri fitnah besar yang terjadi di akhir zaman. Sahabat
lainnya, Ibnu Mas’ud juga pernah menyingggung hal ini
dalam perkataannya, “Belajarlah kalian, dan bila
kalian sudah mendapatkan ilmunya, maka laksanakanlah
ilmu itu. “Ilmu dan amal, dua pasang mata uang yang
tak mungkin dipisahkan. Tapi kita, sepertinya, kini
lebih bisa berilmu namun miskin dalam amal…

Saudaraku,
Berhentilah sejenak disini
Duduk dan merenunglah utnuk memikirkan apa yang kita
bicarakan ini. Perhatikanlah apa yang dikatakan lebih
lanjut oleh Sayyid Qutbh, “Sesungguhnya iman yang
benar adalah ketika ia kokoh dalam hati dan terlihat
bekasnya dalam perilaku. Islam adalah akidah yang
bergerak dinamis dan tidak membawa yang negatif.
akidah islam itu ada dalam alam perasaan dan bergerak
hidup mewujudkan indikasinya dalam sikap luar,
teterjemah dalam gerak di alam realitas.

Saudaraku,
Jika banyak yang baik-baik, yang hilang dari diri
kita, mari memuhasabahi diri sebelum beramal, melihat
apa yang menjadi orientasi dan tujuan amal-amal kita
selama ini.
Imam Ghazali mengatakn, “Jalan untuk membersihkan jiwa
adalah dengan membiasakan pekerjaan yang muncul dari
jiwa yang bersih dan sempurna.”

Saudaraku,
Mungkin banyak hal baik yang telah hilang dari diri kita..

—————————————————————————————————————————————-


awal sedikit sedikit
lama lama mengapa jadi menipis
akhirnya malah habis

Dahulu tiga juz
tereduksi menjadi
dua juz, satu juz, setengah juz
akhirnya hanya ingat jus..
jus alpukat..jus melon.. jus sirsak..

Dahulu shaum Daud..
mengendur menjadi shaum senin kamis..
lalu mulai lupa ayyamul bidh..
tinggallah tak makan hanya pukul 9 malam hingga pukul 5 esok paginya..

Dahulu tahajud full version..
lalu tak sempat dan yang penting paginya harus Shalat Duha..
tak sempat juga? yang penting rawatib bisa terjaga
lalu kuliah
lalu praktikum
lalu capek
lalu
lalu
akhirnya usahakan saja agar sholat “tepat pada waktunya”

Dahulu jilbab ini menutup lebar seluruh tubuh
perlahan naik hingga ke siku..
lalu tak apalah cuman sampai bahu, yang penting tetap dengan kata-kata pamungkas “yang penting masih syar’i”
perlahan kenapa tak sekalian saja dibuat melilit agar lebih menarik?

Dahulu rok menjadi pakaian wajib
singkuh rasanya jika sempit membekap tubuh
perlahan berubah model agar lebih gaya
kenapa tak sekalian menggunakan celana panjang agar lebih bebas kemana-mana??

Dahulu murottal mengalun menemani setiap saat sembari berusaha menjaga hafalan
ditemani penyemangat berupa nasyid-nasyid bersyair haraki
lalu semakin banyak nasyid bersyair mendayu
akhirnya lagu-lagu populer terbaru menjadi playlist nomor satu

Dahulu enggan menghabiskan waktu sia-sia
lalu mulai tergoda untuk cinta bola
buat akhwatnya makin doyan saja sama dorama
dahulu mubah dihidari sekarang mubah senantiasa

Dahulu paling anti komunikasi tidak penting antar jender
lalu mulai memberi ruang dengan alasan tukar informasi
bergulir menjadi hubungan antara dua hati
pada akhirnya saling berkomitmen hanya dengan modal janji

keimanan ini sangat mudah untuk bisa menjadi tipis,
dengan diri yang selalu mendapati hal baru setiap harinya
mendapatkan informasi ini itu
berita disana sini
membuat jurang toleransi pada diri kadang semakin lebar
“Tak ada salahnya aku begini, kan mereka juga seperti itu”

Amalan-amalan itu semakin terkikis dengan rendah komitmen untuk tegas pada diri sendiri
tak apa melakukan yang mubah tetapi jangan kalah dengan yang mubah..

Teringat kisah para salafus salih, bahkan hanya ‘berani’ bermain aman’ di ranah halal dan sunah.. tak ‘berani’ menjejaki yang mubah
karena khawatir terbiasa dengan yang mubah dan bisa terseret ke satu tingkat di bawahnya.
1 Response
  1. Miftahgeek Says:

    Kek nya pernah denger deh :)


Posting Komentar

Komentarin postingan Nike yuuu..
Sebaik-baiknya orang, yang komentarin blognya nike *sesat.com