Nike as kekee
Lihatlah langit

Betapa engkau akan temukan banyak warna didalamnya
Biru dikala cerah
Jingga di kala terbit surya
Memerah dikala senja
Kelabu di mendungnya malam
Dan pekat hitam dikala malam

Begitu berbeda.. banyak warna
Namun yang satu tidak mengotori lainnya
Kesemuanya memadu dalam layar yang mengangkasa

Lihatlah indahnya
Ketika jingga perlahan naik, ditemani putih lembutnya awan
Dalam hamparan biru yang tak berujung


Bahkan mendungpun, ketika sore ini menjelang. Aku lihat dia mengiringi kepergian mentari, begitu menawan


Semua tidak sewarna, namun tidak berakhir dalam ketidak harmonian
Semuanya menjadi satu dalam keindahan


Bukankan semestinya itulah perbedaan?
Bukan saling menggusur, bukan saling mengusir, tetapi saling mengisi dan melengkapi
Pun begitu dalam persahabatan.. Tak kenal siapa mereka, pasti berbeda dengan kita.
Janganlah hanya berkumpul putih dengan putih, hitam dengan hitam.
tapi bertemulah..
maka akan kau dapatkan kelabu, warna baru, pengalaman baru, perasaan baru dan pelajaran baru tentang kehidupan.

Bukalah hatimu...
Biarkan banyak warna yang mengisinya, namun tetaplah jaga putihmu
Membaurlah... Karena banyak warna itu indah..
Dan tidak ada pelangi jika hanya satu warna

Selanjutnya...

Nike as kekee
Air Mata Rasulullah SAW

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Selanjutnya...
Nike as kekee
Bismillahirrahmanirrahim..
Ucap syukurku tiada terkira kehadirat Allah Subhana Wa Ta'ala..
Nikmatnya padaku, cukup jelas dan tak dapat diungkapkan dengan kata-kata..
Jika lautan digunakan sebagai tinta, maka kita tidak akan pernah cukup untuk menggambarkan seberapa luas cintaNya..
Dan memang, kitalah yang kurang mensyukurinya..

25 November kemarin..
Yaaa.. lelah, letih lesu dan "L" lainnya mendera
Perjalanan Tangerang-Bogor serasa 3x dari perjalanan biasanya..
Panas, pengap.. aaaah, tidak dapat Nike ungkapkan.. yang jelas saat itu Nike letih..
Tiba-tiba pemuda yang duduk tepat didekat pak Supir mempersilahkan Nike untuk duduk..
Aiiiih, akhirnya..... Saya pun dengan senang hati, menerimanya..

Dan, tahukah kawan?
Saat itu pula, seluruh lelah juga letihku menguap.. Entah kemana..
Bukan karena Nike dapet tempat duduk..
Bukan juga karena pemuda itu memberikan saya senyum #apacoba?
Bukan.. Bukan..

Tapi, Pengemudi bis itu.. Yaa, pengemudi bis itu..
Suara batuknya membuat Kesadaran Nike berpaling, menggerakan sensor-sensor inderaku untuk melihat secara langsung ke sumber suara..

 Selanjutnya...
Nike as kekee
Sumber :: Ka Adit

Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini ? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini.

Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Namun ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!!

Usianya sudah tidak muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.

Dari sinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.


Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

Selanjutnya...
Nike as kekee
Yaa..
Komputer, Kalkulator dan sepucuk do'a yang mengantarku melewati pagi ini..
Bismillah.. ^_^

Semoga hari ini menjadi tirai awal yang membuka kebahagiaan..

Masa lalu..
Cepatlah berlalu..
Langkahku, hanya untuk masa depan..
Biarkan memoriam itu memecah keheningan hati dan berjalan melintasi alam yang berbeda..
Hingga pada suatu hari, aku akan tertawa mengingat masa-masa itu..
Aku bahagia menjadi remaja..
Hidupku tidak datar lagi seperti dulu..
Plan untukku masih bergelayut dalam alam sadarku..
Semoga