Dia datang, terkejut dan berbunga-bunga. Ditinggalkan dan bermuram durjana. Kutemui kau di penghujung minggu berikutnya.
Ada angin, ada hujan (iyalah,
orang sekarang tiap hari hujan. Hehehe), kabar gembira itu datang. Tujuh belas
November kemarin, terdengar sayup sayup suara pria yang sangat aku kenal dan aku
rindukan saat itu. Berkali-kali mengerjap apakah ini mimpi? Ternyata bukan! Aku
loncat dari peraduan lelahku untuk menemuinya. Kudapati dia sedang duduk manis
diruang tengah, “Eh udah bangun”~sapanya dan menghampiri lalu memelukku. Suamiku,
tak ada kabar dan ternyata datang hari ini setelah minggu kemarin absen untuk
tak menampakkan hidung dihadapan kami (Aku dan Bang Altam). Kulirik jam, kurang
lebih pukul 8 malam. Kuicipi buah tangannya, martabak manis yang terhidang
dimeja tengah.
Bahagia, karna bisa menumpahkan
rindu. “Aku pulang, kangen Bang Altam” Ucapnya. Dan kami berbicara berbagai
hal. Ternyata dia izin untuk pulang cepat dari kantor, pergi ke kampus buat
bayaran dan mengunjungi kami ke Sukabumi. Obrolan terhentikan karena tangisan
sang buah hati, dan kemudian dia terlelap tidur.
Lewat tengah malam, aku terbangun
dengan suara gaduh dan terdapat pria yang membawa durian ditancapi lilin lilin
kecil yang menyala, disampingnya mama dan papa. Aku terharu, mengharu biru. Do’a
yang banyak pun terpanjatkan dari mereka. Mereka mengucapkan selamat atas bertambahnya
bilangan umur. Ternyata atas alasan ini juga suamiku datang ke sukabumi. Menerjang
angin dan hujan dan tak kenal lelah. Terimakasih banyak atas semuanya. Kita sama-sama
tahu bahwa kita saling menyayangi dan kita akan tetap memiliki kita sampai
nanti di surga (aamiin). Durennya enak, hihihi.
Jam 3.30 dini hari, alarm
berbunyi menandakan bahwa dia harus berkemas untuk kembali beradu dengan
rutinitasnya di kantor. Aku ikut terbangun dan menemaninya. Selepas shubuh,
setelah sarapan dan menyeruput teh hangat, tibalah perpisahan itu. Mata basah
mengiringi keberangkatannya ke Bogor. Rasanya tak rela melepas pertemuan yang
singkat itu. Terlalu singkat malah. Surprise yang indah di hari milad yang ke
21-ku. Dia sukses membesarkan hatiku untuk menyadari bahwa dia sangat menyayangi
kami. Bahagia itu menyeruak dan kemudian sepi setelah keberangkatannya. Saking
melankolisnya, aku peluk baju yang dia pakai untuk tidur tadi malam. Long
distansce itu ternyata membuihkan rindu yang banyak. Kutemui kau di penghujung
minggu berikutnya.
“Teh, dia ketawa-ketawa pas liat
kamu tidur waktu dateng” kata mama.
“Teh, keliatan banget dia sayang
banget sama teteh, ga kenal capek, ga kenal hujan, bela-belain dateng pulang
dari kantor” ucap papa.
Dan aku menahan tangis karena
rindu.
Salamku untukmu dari Sukabumi. 21
tahun yang indah.
Posting Komentar
Komentarin postingan Nike yuuu..
Sebaik-baiknya orang, yang komentarin blognya nike *sesat.com